Menurut Sukamto dan Shalahuddin (2013:70) Data Flow Diagram (DFD) atau dalam
bahasa Indonesia menjadi Diagram Alir Data (DAD) adalah representasi grafik
yang menggambarkan aliran informasi dan transformasi informasi yang
diaplikasikan sebagai data yang mengalir dari masukan (input) dan keluaran (output).
DFD dapat digunakan untuk merepresentasikan sebuah
sistem atau perangkat lunak pada beberapa level yang lebih detail untuk
merepresentasikan aliran informasi atau fungsi yang lebih detail. DFD
menyediakan mekanisme untuk pemodelan fungsional ataupun pemodelan aliran
informasi.
Berikut
ini adalah tahapan-tahapan peracangan dengan menggunakan DFD:
1.
Membuat DFD
Level 0 atau sering disebut juga Context
Diagram
DFD Level 0
menggambarkan sistem yang akan dibuat sebagai suatu etitas tunggal yang
berinteraksi dengan orang maupun sistem lain. DFD Level 0 digunakan untuk
menggambarkan interaksi antara sistem yang akan dikembangkan dengan entitas
luar.
2.
Membuat DFD
Level 1
DFD Level 1 digunakan
untuk menggambarkan modul-modul yang ada dalam sistem yang akan dikembangkan.
DFD Level 1 merupakan hasil breakdown DDFD Level 0 yang sebelumnya sudah dibuat.
3.
Membuat DFD
Level 2
Modul-modul pada DFD
Level 1 dapat di-breakdown menjadi
DFD Level 2. Modul mana saja yang harus di-breakdown
lebih detail tergantung pada tingkat kedetailan modul tersebut. Apabia
modul tersebut sudah cukup detail dan rinci maka modul tersebut sudah tidak
perlu di-breakdown lagi. Untuk sebuah
sistem, jumlah DFD Level 2 sama dengan jumlah modul pada DFD Level 1 yang di-breakdown.
4.
Membuat DFD
Level 3 dan seterusnya
DFD Level 3,4,5, dan
seterusnya merupakan breakdown dari
modul pada DFD Level di-atasnya. Breakdown
pada level 3,4,5, dan seterusnya aturannya sama persis dengan DFD Level 1
atau Level 2.
Daftar Pustaka:
Sukamto, Rosa Aryani,
dan M.Salahuddin. 2013. Rekayasa Perangkat Lunak Terstruktur dan
Berorientasi Objek. Bandung:Informatika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar